Kebanyakan mahasiswa, khususnya di kampus saya berlomba-lomba mengejar IPK yang tinggi. Tidak ada salahnya memang jika prioritas kita adalah IPK yang tinggi. Asalkan dengan cara yang benar, mengerjakan dengan usaha sendiri, dan mendapatkan hasilnya sesuai dengan usahanya tersebut, bukan dengan mencontek.
Tidak sedikit mahasiswa yang berjuang untuk mendapatkan IPK tinggi dengan cara yang "kotor" ini. Cara ini memang dianggap paling ampuh ketika dalam kondisi "terdesak". Ketika sudah tak tahu lagi bagaimana cara menjawab soal, maka cara yang paling ampuh adalah dengan mencontek.
Mencontek disini dapat berupa melihat pekerjaan teman, maupun melihat refensi atau catatan kuliah secara diam-diam. Kebebasan membawa gadget ke dalam kelas merupakan salah-satu peluang yang menyebabkan timbulnya peluang ini.
Baiklah kita kembali ke topik utama, apakah IPK tinggi menjamin kesuksesan kita dimasa depan? Apakah IPK rendah berarti kita tidak akan menjadi "orang" dimasa depan?
Tentu saja hal tersebut merupakan persepsi yang salah, mengingat tidak hanya dibutuhkan hardskill saja, namun diperlukan juga softskill ketika kita berada dalam kehidupan yang sebenarnya. Keduanya merupakan elemen yang penting, IPK hanyalah urutan kesekian saja.
Memang IPK berguna untuk memudahkan kita dalam melamar kerja sebagai fresh graduate dan untuk melamar beasiswa S2. Namun hal tersebut tentu saja hanya sebagian kecil saja dari kehidupan kita. Ketika telah memasuki kehidupan, IPK sama sekali tidak dilihat, bagaimana kita menjalani kehidupanlah yang menentukan kesuksesan kita.
Sebagai seseorang yang memiliki IPK rendah, kita sebaiknya tetap optimis dalam menjalani hidup. Jangan lantas IPK rendah membuat kita pesimis dan menyerah dalam berjuang menggapai mimpi kita. Teruslah bergerak, berjuang, bangun kemauan diri.
Kegagalan kita dimasa lalu bukanlah akhir dari segalanya, jadikanlah kegagalan tersebut sebagai cambuk untuk membakar semangat kita. Raihlah kesuksesan tersebut, yakinkanlah diri kita bahwa kita bisa.
Tidak sedikit mahasiswa yang berjuang untuk mendapatkan IPK tinggi dengan cara yang "kotor" ini. Cara ini memang dianggap paling ampuh ketika dalam kondisi "terdesak". Ketika sudah tak tahu lagi bagaimana cara menjawab soal, maka cara yang paling ampuh adalah dengan mencontek.
Mencontek disini dapat berupa melihat pekerjaan teman, maupun melihat refensi atau catatan kuliah secara diam-diam. Kebebasan membawa gadget ke dalam kelas merupakan salah-satu peluang yang menyebabkan timbulnya peluang ini.
Baiklah kita kembali ke topik utama, apakah IPK tinggi menjamin kesuksesan kita dimasa depan? Apakah IPK rendah berarti kita tidak akan menjadi "orang" dimasa depan?
Tentu saja hal tersebut merupakan persepsi yang salah, mengingat tidak hanya dibutuhkan hardskill saja, namun diperlukan juga softskill ketika kita berada dalam kehidupan yang sebenarnya. Keduanya merupakan elemen yang penting, IPK hanyalah urutan kesekian saja.
Memang IPK berguna untuk memudahkan kita dalam melamar kerja sebagai fresh graduate dan untuk melamar beasiswa S2. Namun hal tersebut tentu saja hanya sebagian kecil saja dari kehidupan kita. Ketika telah memasuki kehidupan, IPK sama sekali tidak dilihat, bagaimana kita menjalani kehidupanlah yang menentukan kesuksesan kita.
Sebagai seseorang yang memiliki IPK rendah, kita sebaiknya tetap optimis dalam menjalani hidup. Jangan lantas IPK rendah membuat kita pesimis dan menyerah dalam berjuang menggapai mimpi kita. Teruslah bergerak, berjuang, bangun kemauan diri.
Kegagalan kita dimasa lalu bukanlah akhir dari segalanya, jadikanlah kegagalan tersebut sebagai cambuk untuk membakar semangat kita. Raihlah kesuksesan tersebut, yakinkanlah diri kita bahwa kita bisa.
Tag :
kuliah
0 Komentar untuk "Masa Depan Bukan Ditentukan Oleh IPK"