Dibandingkan negara lain, memang kondisi perawat di Indonesia sangatlah tidak jelas. Dibandingkan dengan negara lain, bahkan sesama negara ASEAN, gaji perawat di Indonesia relatif kecil. Tidak hanya itu, rata-rata tingkat pendidikannya pun rendah karena kebanyakan hanya lulusan Diploma 3 (D3).
Apabila dibandingkan dengan tenaga kesehatan lain, jumlah perawat memang termasuk yang paling banyak. Sebanyak 52 persen tenaga kesehatan adalah perawat. Sekitar 60 persen pegawai rumah sakit adalah perawat. Namun jumlah ini sebenarnya tidak sebanding, karena perawat melakukan pekerjaannya selama 24 jam. Jika dibandingkan dengan dokter, mereka hanya memeriksa dan lalu pergi. Terkadang juga 10 orang pasien biasanya ditangani oleh 1 orang perawat.
Lalu bagaimana dengan gaji perawat? Apakah telah sesuai dengan apa yang mereka lakukan ? Karena seperti yang kita ketahui, gaji untuk perawat di Indonesia masih sangat kecil jika dibanding dengan negara-negara lain. Jadi sangat tidak wajar jika dengan beban kerja yang berat, namun gaji yang didapat justru kecil. (Baca : Gaji Kecil? Ini Bisnis Sampingan Perawat)
Kebijakan zero growth pegawai pemerintah serta ketidakmampuan rumah sakit swasta mempekerjakan perawat dalam jumlah memadai telah lama dikeluhkan para perawat. Perbandingan jumlah perawat dalam satu shift jaga dengan jumlah pasien tidak seimbang. Akibatnya, perawat sering harus bekerja melebihi kapasitas, dan mendapat kecaman keluarga pasien yang merasa tidak terlayani dengan baik. Di sisi lain, tidak ada aturan memadai untuk melindungi perawat di tempat kerja. Demikian juga peraturan perundang-undangan tentang praktik keperawatan serta konsil (council)keperawatan yang diperlukan.
Untuk lapangan pekerjaan sendiri walaupun rumah sakit kekurangan perawat namun ternyata permintaan ini tidak bisa dipenuhi karena masalah kekurangan dana dari pihak rumah sakit.
Karenanya bayak sekali perawat yang tidak bekerja atau pengangguran. Bahkan jumlah perawat pengangguran ini mencapai puluhan ribu orang.
Pemerintah menggalakkan penempatan perawat di luar negeri untuk mengatasi masalah perawat pengangguran ini. Pasar kerja perawat di luar negeri sebenarnya cukup besar. Negara-negara Timur Tengah, Amerika Serikat, Kanada, Australia, Belanda, bahkan kini Inggris mulai melirik perawat asal Indonesia.
American Hospital Association pernah menyatakan bahwa mereka dalam keadaan kekurangan tenaga perawat. Padahal sebenarnya gaji yang ditawarkan cukup tinggi, yaitu 40 ribu dollar AS per tahun atau 400 juta rupiah per tahun.
Hal tersebut dikarenakan rata-rata perawat disana hanya tahan bekerja selama lima tahun. Tidak hanya itu, remaja-remaja AS kini sudah tidak berminat masuk sekolah perawat.
Apabila dibandingkan dengan tenaga kesehatan lain, jumlah perawat memang termasuk yang paling banyak. Sebanyak 52 persen tenaga kesehatan adalah perawat. Sekitar 60 persen pegawai rumah sakit adalah perawat. Namun jumlah ini sebenarnya tidak sebanding, karena perawat melakukan pekerjaannya selama 24 jam. Jika dibandingkan dengan dokter, mereka hanya memeriksa dan lalu pergi. Terkadang juga 10 orang pasien biasanya ditangani oleh 1 orang perawat.
Lalu bagaimana dengan gaji perawat? Apakah telah sesuai dengan apa yang mereka lakukan ? Karena seperti yang kita ketahui, gaji untuk perawat di Indonesia masih sangat kecil jika dibanding dengan negara-negara lain. Jadi sangat tidak wajar jika dengan beban kerja yang berat, namun gaji yang didapat justru kecil. (Baca : Gaji Kecil? Ini Bisnis Sampingan Perawat)
Kebijakan zero growth pegawai pemerintah serta ketidakmampuan rumah sakit swasta mempekerjakan perawat dalam jumlah memadai telah lama dikeluhkan para perawat. Perbandingan jumlah perawat dalam satu shift jaga dengan jumlah pasien tidak seimbang. Akibatnya, perawat sering harus bekerja melebihi kapasitas, dan mendapat kecaman keluarga pasien yang merasa tidak terlayani dengan baik. Di sisi lain, tidak ada aturan memadai untuk melindungi perawat di tempat kerja. Demikian juga peraturan perundang-undangan tentang praktik keperawatan serta konsil (council)keperawatan yang diperlukan.
Untuk lapangan pekerjaan sendiri walaupun rumah sakit kekurangan perawat namun ternyata permintaan ini tidak bisa dipenuhi karena masalah kekurangan dana dari pihak rumah sakit.
Karenanya bayak sekali perawat yang tidak bekerja atau pengangguran. Bahkan jumlah perawat pengangguran ini mencapai puluhan ribu orang.
Pemerintah menggalakkan penempatan perawat di luar negeri untuk mengatasi masalah perawat pengangguran ini. Pasar kerja perawat di luar negeri sebenarnya cukup besar. Negara-negara Timur Tengah, Amerika Serikat, Kanada, Australia, Belanda, bahkan kini Inggris mulai melirik perawat asal Indonesia.
American Hospital Association pernah menyatakan bahwa mereka dalam keadaan kekurangan tenaga perawat. Padahal sebenarnya gaji yang ditawarkan cukup tinggi, yaitu 40 ribu dollar AS per tahun atau 400 juta rupiah per tahun.
Hal tersebut dikarenakan rata-rata perawat disana hanya tahan bekerja selama lima tahun. Tidak hanya itu, remaja-remaja AS kini sudah tidak berminat masuk sekolah perawat.
Tag :
kerja
0 Komentar untuk "Perawat Semakin Tidak Jelas? Gaji Kecil? Kerjaan Capek? Pengangguran?"