Status pengangguran yang melekat pada seorang sarjana memang dapat menjadi beban bagi dirinya. Kuliah susah-susah ternyata tidak memberikan jaminan kepadanya agar bisa mendapatkan pekerjaan dengan mudah. Akibatnya banyak orang yang memandang rendah status atau gelar sarjana.
Orang-orang yang memandang rendah sarjana tersebut akan berpikir lebih baik tidak usah kuliah kalau ujungnya jadi pengangguran juga. Namun apakah pola pikir tersebut bisa dibenarkan?
Sebenarnya pola pikir tersebut akan merusak generasi bangsa. Jika semua orang berpikir seperti itu, maka tidak ada orang yang ingin menjadi sarjana lagi. Padahal tidak menyandang status sebagai seorang sarjana justru akan lebih menyulitkan seseorang dalam mencari pekerjaan dan bahkan lebih menyulitkan dalam mencapai kesuksesan.
Banyak juga orang yang berpendapat tidak perlu sarjana, lebih baik bisnis atau usaha saja daripada mencari kerja. Bisnis atau membuka usaha sendiri memang baik, namun siapkah orang tersebut menerima resiko ketika bisnisnya gagal? Bisakah orang tersebut melamar pekerjaan yang lebih baik tanpa ijazah sarjana? Mungkin bisa, tapi tentu saja sangat sulit. Seseorang yang bergelar sarjana tetap dapat mencoba melamar pekerjaan ke tempat lain dulu ketika sedang dalam masa sulit dalam bisnisnya. Atau seseorang yang bergelar sarjana tersebut bisa saja bekerja dulu di perusahaan orang untuk mengumpulkan modal demi kelancaran bisnisnya.
Sebenarnya selain itu, dengan bergelar sarjana dan mengikuti proses perkuliahan dengan baik, maka orang tersebut justru akan memiliki pola pikir yang lebih baik dalam hal mengambil keputusan dan juga memiliki motivasi dan semangat yang seharusnya lebih gigih. Tidak hanya itu, orang yang mengikuti kuliah juga akan memiliki teman-teman atau relasi baru sehingga memperluas koneksi yang nantinya akan berguna untuk mendukung kelancaran urusan di masa depan.
0 Komentar untuk "Sarjana Pengangguran? Gimana Yang Bukan Sarjana?"